Sunday, October 28, 2007

Teknik Wawancara

Oleh Fachrul Rasyid HF
sumber : http://lgsp.wordpress.com/2006/09/29/teknik-wawancara/

Interview atau wawancara adalah salah satu cara mendapatkan informasi bahan berita. Biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan. Berbeda dengan Jumpa pers atau konverensi pers yang dilaksanakan atas kehendak sumber berita.
Beberapa Bentuk Wawancara :
1. News interview atau wawancara berita. Yaitu wawancara untuk bahan berita. Yang ingin diperoleh wartawan dalam wawancara ini bisa jadi sekedar tanggapan atau konfirmasi seorang ilmuwan, pejabat dan sebagainya tentang sesuatu yang berkaitan dengan berita yang akan atau telah ditulis.
Berapa catatan untuk News interview:a.Jangan mengajukan pertanyaan secara umum. Buatlah pertanyaan khusus, terarahyang bersifat “menggali” untuk menghindari kesalahpahaman dan mendapatkanjawaban yang khusus, terinci langsung ke inti masalah.
b.Wartawan pewawancara jangan terlalu banyak bicara. Berbicaralah sekedar menjagasuasana pembicaraan jangan menjadi kaku. Atau untuk menghindari orang yangdiwawancarai keluar fokus pada angle yang diinginkan atau berbicara melebar kemana-mana sehingga waktu terbuang percuma.
c.Wartawan pewawancara juga jangan berbicara di luar angle persoalan yang ditanya-kan. Jangan menyertakan perasaan tidak senang yang bisa membuat orang yangdiwawancarai tersinggung.
Sebaliknya, sering pula terjadi, sumber berita kadang berbicara menyakiti hati, bahkanada yang menggertak wartawan atau mengalihkan pembicaraan sehingga perhatianwartawan bergser ke soal ain. Jika hal itu terjadi, wartawan harus mampu mengenda-likan diri dan berusaha dengan cara baik dan sopan untuk kembali ke pokokpembicaraan.
d.Bersikaplah sopan terhadap orang yang lebih tua. Biasanya orang yang telah lanjutusia, apalagi pernah populer, sering minta dipotret. Kadang, saat dipotret, orang lainjuga nimbrung minta difoto bersama. Karena itu layani dengan baik dan upayakansecerdik mungkin sehingga bisa men dapatkan foto diri sang tokoh.
e.Dalam wawancara model ini orang yang diwawancarai kadang tidak memberikanketerangan yang sebenarnya alias palsu. Ini resiko mewawancarai orang yangberksempatan mempersiapkan diri sebelum diwawancarai. Atau sebaliknya, karena takpunya persiapan, tak menguasai atau kurang perhatian dan karena bukan ahli dibidang yang ditanyakan wartawan. Biasanya orang yang sedang “ketakutan”, sukamemberikan informasi bohong.
Wartawan perlu berhati-hati menganalisa dan menyeleksi informasinya. Biasakan mengecek kembali keterangan yang diberikan sumber itu atau mencari informasi yangsebenarnya sehingga wartawan tidak terjebak menyiarkan informasi bohong.
2. Prepard question interview, wawancara yang pertanyaannya disiapkan terlebih dahulu. Artinya wartawan menyiapkan sejumlah pertanyaan untuk sumbernya. Boleh jadi pertanyaan itu disampaikan langsung oleh wartawan atau ditinggalkan sehingga sumber berita bisa membaca dan menjawab sendiri pertanyaan tersebut. Cara itu disebut wawancara tertulis.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon. Lazim digunakan dalam keadaan mendesak. (Pada wawancara via telepon, wartawan tak menangkap suasana orang yang diwawancarai).
4. Personality interview atau wawancara pribadi. Seseorang, misalnya seorang tokoh penting didatangi secara khusus didatangi wartawan untuk mendapatkan pendapat atau informasi tentang sesuatu yang perlu dijelaskan secara panjang lebar.
Untuk wawancara model ini wartawan perlu mempersiapkan gambaran masalah dan butir pertanyaannya. Ini penting, untuk mendapatkan informasi dan pendapat yang diinginkan. Dan, dengan persiapan itu wartawan dapat mengendalikan pembicaraan sehingga tidak menyimpang ke mana-mana.
Disamping itu wartawan juga harus arif membaca gelagat sumbernya sehingga tidak memancing amarah atau sumbernya tiba-tiba menutup diri atau menghentikan pembicaraan.
5.Wawancara dengan banyak orang. Ini adalah wawancara yang dilakukan terhadap banyak orang. Tujuannya untuk mengetahui pendapat umum tentang sesuatu. Bisa jadi tempatnya di jalanan, di pasar atau di tempat umum lainnya. Pertanyaannya mungkin satu dua. Misalnya meminta pendapat orang tentang suatu peristiwa. Resikonya, besar kemungkinan orang yang diwawancarai tidak tahu sama sekali tentang apa yang ditanyakan. Bagi sumber begini wartawan haruslah memberi penjelasan sebelum bertanya.
6. Wawancara dadakan / mendesak.Wawancara mendadak dilakukan wartawan, misalnya, secara kebetulan bertemu sebuah sumber penting yang dianggap relevan dengan masalah yang sedang berkembang. Entah itu saat pesta atau di rumah sakit dan sebagainya. Persoalan yang ditanyakan boleh jadi teringat seketika.
Jika hasil wawancaranya memberikan informasi penting, terbaru, pertama kali atau sesuatu yang kontroversial dan layak siar maka wartawan dapat menulis hasil wawancaranya jadi berita menarik.
7. Group interview yaitu serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya. Wawancara model ini pada untung ruginya. Untungnya wartawan punya kesempatan berwawancara. Ruginya, jawaban atas pertanyaan khusus wartawan sebuah media akan didengar dan mungkin bisa jadi berita oleh wartawan lain.
Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan. Perilaku, penampilan dan sikap wartawan yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias komunikatif.
Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan penguasaan permas-alahan dan informasi seputar materi yang menjadi topik pembicaraan oleh wartawan. Artinya wartawan harus menguasai persoalan yang ia tanyakan.
Kemudian wartawan juga harus mampu membaca kondisi dan situasi psikologis sumber wawancara. Ini penting supaya pembicaraan mengalir dan sumber wawancara bergairah mengemukakan pendapatnya.Selanjutnya terserah anda.

No comments: